Selasa, 18 Februari 2014

Perlukah Tidur

Tidur

Mazmur 127:2 "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. "

Mengapa Tubuh Anda Membutuhkan Tidur

Tidur, atau paling tidak suatu jangka waktu istirahat, tampaknya merupakan hal yang umum di antara makhluk-makhluk hidup. Jika Anda mempunyai binatang peliharaan seperti kucing, anjing, atau burung, pasti Anda pernah memperhatikan bahwa kucing dan anjing secara berkala meringkuk dan tidur dan bahwa burung-burung menjadi senyap dan tidur bila malam tiba. Hampir semua binatang, burung, dan serangga membutuhkan tidur, atau paling tidak jangka waktu berkurangnya kegiatan. Bagi manusia, tidur merupakan keharusan.

Ada orang yang berpikir bahwa tidur hanyalah suatu jangka waktu istirahat. Tetapi tidur lebih daripada itu. "Tidur sebenarnya adalah proses yang rumit berupa otot-otot yang menegang dan rileks, denyut nadi dan tekanan darah yang naik turun dan pikiran yang memproduksi banyak sekali film buatan sendiri," kata The Toronto Star. "Bila seseorang tertidur," kata The World Book Encylopedia, "semua kegiatan akan berkurang dan otot-otot menjadi rileks. Denyut jantung dan kecepataan bernapas menjadi lambat."

Meskipun para ilmuwan, dokter, dan peneliti telah mempelajari soal tidur selama puluhan tahun, misteri dasarnya tetap ada sehubungan fungsinya yang vital. Para penyelidik ini bahkan tidak mendapatkan jawaban, apa sebenarnya tidur itu atau mengapa kita tidur. Dr. Eliot Philipson dari laboratorium riset tentang tidur di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Toronto mengatakan, "Kami tidak mengetahui peristiwa-peristiwa biologis yang sangat penting yang terjadi pada waktu tidur yang meperbaharui diri kita."

Selama tidur, terjadi perubahan dalam tubuh yang mempengaruhi sistem kekebalan kita. Organ-organ tubuh menjadi rileks dan beristirahat, sehingga menetralkan kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan sehari-hari. Pekerjaan pembersihan secara menyeluruh yang dilakukan melalui aliran darah berjalan secara efisien, dan
keseimbangan kimiawi dipulihkan. Maka tidur dapat dibandingkan dengan sekelompok orang yang bekerja pada malam hari untuk memperbaiki dan membersihkan segala sesuatu untuk keesokan harinya.

Salah satu fungsi tidur yang paling penting adalah untuk memungkinkan sistem syaraf pulih setelah digunakan selama satu hari. Sebagaimana dikatakan The World Book Encyclopedia, "tidur memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem syaraf".

TIDUR BERAPA LAMA?"

Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh atau delapan jam tidur setiap malam. Ada yang tidak membutuhkan sebanyak itu, yang lain-lain lebih daripada itu. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka hanya membutuhkan empat atau lima jam tidur, meskipun beberapa dari mereka mungkin tidur siang. Bayi lebih membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa.

Terutama bila orang semakin tua, mereka mungkin mendapati bahwa mereka terjaga beberapa kali pada malam hari. Beberapa orang mungkin merasa bahwa ini merupakan gejala awal dari problem tidur yang serius. Akan tetapi, meskipun orang lanjut usia mungkin tidak merasakan tidur senyenyak waktu mereka masih muda, eksperimen telah memperlihatkan bahwa terbangun beberapa kali pada malam hari bukanlah sesuatu yang perlu dicemaskan. Biasanya, orang lanjut usia akan terbangun sebentar saja, mungkin hanya beberapa menit, kemudian mereka tertidur lagi.

Namun, berapa pun usia seseorang, ia hendaknya tidak mengharap mutu tidur yang sama sepanjang malam. Tidur terdiri atas suatu siklus berupa tidur yang lebih nyenyak yang berganti-gantian dengan tidur yang kurang nyenyak. Sepanjang malam, seseoarang mungkin mengalami sejumlah siklus ini.

BAHAYA DARI KURANG TIDUR

"Para peneliti menjadi semakin khawatir akan jumlah orang yang tidur terlalu sedikit. Mereka memperingatkan bahwa kurang tidur secara kronis, dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekeliling kita," demikian laporan The Toronto Star.

"Orang-orang yang tidak tidur kehilangan energi dan lekas marah. Seseorang yang dua hari tidak tidur akan mendapati sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. . . . Banyak kesalahan akan dibuat, terutama dalam tugas-tugas rutin, dan kadang-kadang ia tidak mampu memusatkan perhatian. . . . Orang-orang yang tidak tidur selama lebih dari tiga hari akan sangat sulit berpikir, melihat, dan mendengar dengan jelas. Beberapa orang akan mengalami periode halusinasi, yaitu mereka melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada," demikian kata The World Book Encyclopedia.

Hasil tes memperlihatkan bahwa setelah seseorang tidak tidur selama empat hari, ia hanya dapat melakukan sedikit tugas rutin. Tugas-tugas yang menuntut perhatian atau bahkan kegesitan mental yang minimum akan menjadi sulit ditangani. Kehilangan kosentrasi dan kegesitan mental bukanlah faktor-faktor yang terburuk. Setelah empat setengah hari, ada gejala-gejala menggigau, dan dunia disekelilingnya menjadi sangat aneh di matanya.

Kurang tidur dapat mengakibatkan masalah besar. Lebih dari satu orang yang mengantuk telah tertidur dalam perjalanan sewaktu mengemudi mobil dan terlibat dalam kecelakaan fatal. Tidak tidur juga dapat mengakibatkan masalah dalam keluarga dan perkawinan, karena terus-menerus kurang tidur membuat orang cepat marah danlebih sulit diajak bergaul. Tidur malam yang baik lebih penting daripada yang mungkin disadari beberapa orang.

MENDAPATKAN TIDUR MALAM YANG BAIK

Seorang pakar dalam masalah tidur, Dr. Jeffrey J. Lipsitz, dari Pusat Gangguan Tidur Metropolitan Toronto menyarankan hal berikut ini untuk mendapatkan tidur malam yang baik. Tidurlah di lingkungan yang aman, tenang, dan gelap serta di tempat tidur yang nyaman. Jangan tidur menjelang malam, meskipun pada malam sebelumnya Anda tidak cukup tidur;berupayalah untuk tetap bangun dan tidurlah pada jam Anda biasa tidur.
Hindari kafein sebelum waktu tidur. Jangan membaca atau menonton TV di tempat tidur. Jangan berolahraga terlalu berat dan menyantap banyak makanan tepat sebelum waktu tidur. Pertahankan jam tidur yang tetap, karena hal ini akan membantu tubuh mendapatkan ritme bangun dan tidur yang konstan.

Buatlah kebiasaan untuk rileks sebelum Anda tidur. Hindari melakukan hal-hal yang mungkin cenderung membut Anda bersemangat dan lebih terjaga. Misalnya, hindari nonton film, acara-acara TV, atau membaca bacaan yang menegangkan. Mengadakan pembahasan yang membangkitkan semangat tepat sebelum tidur juga cenderung membuat Anda susah tidur.

Bagi beberapa orang, mandi air hangat (tidak panas) atau membaca bacaan ringan yang tidak membangkitkan semangat bisa membantu. Demikian pula bantuan untuk merangsang tidur, seperti susu yang hangat, dadih, sedikit anggur, atau teh dari daun pohon hop, teh mentol, tetapi bukan teh yang mengandung kafein.

Akan tetapi banyak orang setuju, bahwa rileks saja sebelum tidur mungkin tidak cukup. Kehidupan yang sehat dan seimbang dengan olahraga yang teratur dan kehidupan yang bebas dari kekhawatiran dan frustasi yang disebabkan oleh ketamakan, iri hati, permusuhan, dan ambisi juga turut membantu mendapatkan tidur malam yang baik. Begitu pula kehidupan yang bebas dari makan dan minum secara berlebihan dan kehidupan yang bebas dari ketidakbahagiaan yang disebabkan oleh perbuatan amoral.

Kamis, 06 Februari 2014

Mateus 5 :13-20 Hamudo Sira & Panondang

 GABE SIRA DOHOT PANONDANG
Mateus 5 :13-20
Oleh : Pdt Sabar TP Siahaan STh,MBA
Boasa adong ahu? Tu aha do ahu dison? I do na naeng alusan ni turpuk on. Molo didok Jesus: “Hamu do sira ni tano on, hamu do panondang ni portibi on”, marlapatan do i, sasintong ni sintongna, mangolu pe hita, ima asa mangolu tu halak na asing do. Kita hidup adalah untuk orang lain. Aku hidup bukanlah untuk aku semata, tetapi aku ada untuk orang lain.
Sira ima sada sipanganon na sederhana. Alai ndang marguna sira i tu dirina sandiri. Alai marguna situtu do ibana molo dilehon ibana dirina tu na asing, ima tu sipanganon, marguna ma ibana mangalehon dai na tabo molo pas ukuranna, jala marguna ma ibana mengawetkan, unang busuk sipanganon. Tu halak na marsahit, marguna ma sira i gabe ubat. Tu suansuanan, marguna sira i gabe pupuk.
Songon i do nang palito. Molo ditutup i holan tu dirina, ndang marguna i. Alai molo diungkap ibana dirina tu na asing, disi ma ibana marguna situtu gabe panondang, patuduhon dalan, unang lilu manang tarrobung, huhut patuduhon angka na hurang denggan, gabe botoon paturehon.
Ala ni i, molo didok Jesus dison: “hamu do sira dohot panondang” na marsuru hita do i asa sude siihuthon Kristus olo mamake jala mangalehon ngoluna tu haporluan ni halak na asing. Hidup kita menjadi berarti bila kita mau memberikannya untuk orang lain. Ala ni i do, mansai luar biasa do ayat on, jamita ni Jesus di dolok on. On ma na digoari Golden Word, Sabda kencana, kata-kata emas.
Hamu angka dongan!
Molo tapamanat panompaon ni Debata di angka jadijadianNa i, taida ma, sude do i marasingasing be. Boasa marasingasing i dibahen Debata? Ima asa sude na tinompa i SALING MEMBUTUHKAN, saling memberi dan saling menerima satu sama lain. Asa, sian i ma taida, ditompa Debata do hita ndada holan asa marguna tu dirinta, alai justru asa marguna tu halak na asing do. Molo marsaripe sahalak baoa dohot sahalak boruboru, hape marasing be do nasida, ima ma na mambahen nasida ingkon saling membutuhkan; si suami mangolu laho tu pardihutana, jala si isteri mangolu laho tu sinondukna. I do hasingkopon nasida.
Dilehon Jesus do diriNa gabe tiruan taringot tusi. Na ro do Jesus jala mamelehon diriNa ndada tu diriNa, ndada ala kepentinganNa, alai saluhutna i dipatupa Ibana holan ala ni jolma, demi kepentingan ni hita pardosa. Pola didok: Na ro do Ibana mangalehon hosaNa gabe tobus ni torop halak. Jesus ma na tutu situtu mangulahon nanidokNa, ima gabe Sira dohot gabe Panondang tu halak na asing.
Hamu angka dongan!
Nuaeng, boha ma hita mangulahon i?
1. Marguna do sira laho mengawetkan. Unang busuk ikan, jolo tasirai do. Sira berfungsi manjagahon habusuhon (mencegah kebusukan). On do tugas ni angka na porsea. Disuru Jesus hita tu portibi on manjaga asa unang busuk portibi on, ai nunga dibusuhi sibolis dohot dosa. Tarlobi portibinta nuaeng, na gok haulion, gok kemewahan, jala na modern on, alai nunga gok habusuhon. Pangalaho nunga lam lumlam, ala ni hajahaton na martimburak, tondi egoisme dohot individualisme nunga mangararati. Nunga torop jolma gabe drakula, mangonsop mudar ni donganna. Torop gabe pencabut nyawa, ai mansai mura nuaeng on masimatean. Angka pejabat mambuat jatah ni angka na pogos. Narkoba merajalela, songon i nang juji pe. Tung so hagoaran be ala ni lumlamna.
Ra pintor halak do salahononta molo masa angka i. Hape satingkosna, ndang songon i. Ai hajahaton na masa di masyarakat i ndang na ro boti i. Alai hajahaton na masa di masyarakat i ima parbue ni keluarga. Keluarga do masinna. Molo masa hajahaton di masyarakat, sian anggota keluarga do na patupa i. Ala ni i, sada tugas na ingkon ulaonta, ima manaburhon sira di tonga ni keluarga. Sira ni angka natoras ma na ingkon manjagahon asa unang busuk angka anakkonna. Angka anak na umbalga ma manaburhon sira unang busuk angka anggina. Ala ni i, amang, inang dohot sude hita, tung parade dirim gabe sira na denggan.
2.      Sira marguna mangalehon dai na tabo. Adong hata na mandok: Bagaikan sayur tanpa garam, na patuduhon, ndang mardai molo so adong sirana. Ganup mangan halak Batak di pesta sai didok do: “Baen sira na i….” Adong do muse dai sira. Ala ni i, molo didok Jesus: hamu do sira ni tano on, marlapatan do i, ingkon sude ma hita paturehon dirinta mangalehon dai na tabo tu dongan.
Hamu angka dongan! Ulina i ngolu on molo manang didia hita hundul pintor las roha ni jolma, aman dihilala, lambok jala sonang panghilalaanna; molo ro hita gabe dapotan gogo dohot semangat na imbaru angka dongan; angka naung galegale gabe dapotan gogo, angka naung patah semangat gabe marhiras ni roha, angka naung tungki hian gabe boi dirgak dungkon ro hita. Ulina i tahe ngolunta on, molo tung torop halak masihol di haroronta. I ma halak naung pature dirina gabe sira. Alai hansitna i ngolu on, molo ganup ro hita, pintor tahutan halak, manang muruk, manang gabe was-was. Manang gabe lomoan roha ni halak molo ndang ro hita.
Ala ni i tung tapingkiri ma, aha ma sibahenonta asa haroronta di jabu, di gareja, di parpunguan manang di dia pe, manang na di lambung ni sinondukmu, manang pardihutam, manang ianakkonmu sai pintor lomo jala las rohanasida.
Ra boi do marhite SENYUM. Ternyata, Bunda Teresa na terkenal i pe mandok: paboa senyum i boi do i gabe ubat na mansai denggan tu halak. Mardalan ma sahalak ina di dalan. Tung murhing, tungki, sai hira na ponjot rohana. Asal didalani do dalan i boti. Alai di tongan dalan, pajumpang ma ibana dohot sahalak sintua ina. Minar bohi ni sintua ina i, senyum na i mansai uli, mangalehon las ni roha dohot semangat. Disise sintua ina i ma inanta nangkin. Holan disise pintor marganti ma bohi ni inanta i, gabe dohot minar, rohana pe pintor las idaon. Boasa? Ima ala diida senyum ni sintua i. Ra senyum ni inanta di jabu boi mangambolongkon loja dohot boban na dokdok na di roha ni amanta sian karejona. Senyum ni ina di jabu boi mangalehon semangat belajar dohot karejo tu ianakkonna. Alai bohim na murhing i, apalagi soara na sai marbetebete i, boi do i manambai habusuhon.
Ra boi do hita gabe sira marhite hata na lambok, sapaan yang manis, dan sentuhan yang penuh kasih, na haruar sian roha parbagasan. Boi do i mambahen angka roha na mandele gabe margogo.
Hamu angka dongan! Tajaha ma jolo annon di jabu, 2 Raja-raja 2, 19 – 22. Di zaman ni panurirang Elisa, di huta Jeriko, huta na uli, alai aekna paet jala ason, jala sangat berbahaya, ai mambahen angka ina gabe keguguran (santabi). Aha ma dibahen panurirang i? Didok ibana: Buat hamu sada saoan (pinggan), jala bahen sira tusi. Dung i disaburhon panurirang i ma sira i tu aek i, gabe denggan ma aek i, jala tabo.
Hamu angka dongan ! Adong panurat mandok, songon i ma keadaan ni bangsonta nuaeng, Uli do nian negerinta on, alai gabe berbahaya, songon naung ginoaran nangkin. Alai didok panurat on, boasa boi masa angka i? Ndang boi salahononta halak.Alai didok ibana, masa angka i ala jotjot do hita halak Kristen gagal gabe sira. Boasa? Ala jotjot hita holan mangurus dirinta. Gagal hita gabe sira ala lemba hita, mabiar manurangi, mabiar paboahon hasintongan, mabiar menegor kesalahan ni bangso on. Hape asa boi hita gabe sira na marguna, ingkon haruar do hita jala borhat tu tongatonga ni masyarakat. Ala ni i, didok panurat i, ingkon jumolo dirinta tahobasi, tapature, taparade gabe sira na denggan, marusaho mendisplinkan diri asa totop mardalan di dalan hasintongan ni Debata. Dung i nangetnanget tasirai ma angka na humaliang hita. 
3.      Panondang marguna patuduhon dalan, gabe malua halak sian parmaraan. Sai taboan do sulu, manang palito, manang senter, manang lampu molo mardalan hita, asa unang tartuktuk, unang tarrobung, unang tartombom. I ma guna ni panondang.
Molo dijou Jesus hita asa gabe panondang, ingkon paradeonta ma dirinta boi mangurupi halak asa unang tarrobung, tartuktuk manang tartombon. Toropna i halak, tarlobi ianakkonta nuaeng na mamorluhon i. Ai mansai godang ditawarhon portibi on angka dalan, angka siulaon, na mansai menarik, jala gogo manait roha. Angka halak na so tangkas mamingkiri dohot mananda i, boi do pintor madabu, dung i tarjorat ma disi, laos mate disi. I ma angka narkoba, juji, pergaulan bebas, ngolu na ugal-ugalan, dohot na asing. Dison ma ganup hita ringkot gabe panondang, patuduhon dalan, asa diboto nasida, dia do dalan na tingkos, dia do dalan na sala. Pangajarion, pembekalan rohani, pembekalan budi pekerti dohot etika tu sundut na umposo, ima dalanta gabe panondang tu nasida.
4.      Panondang marguna patudu na sala. Molo golap, ndang botoon na kotor manang na ias. Alai holan masuk cahaya, panondang, pintor tarida ma nang abu/orbuk pe, gabe botoon ma paturehon/ paiashon.
Ima ulaonta molo dijou gabe panondang. Godang halak na so menyadari naung sala naniulana. Ai torop nuaeng di masyarakatta halak na mapitung, na so umboto angka dalan na sala nanidalananna. Gariada tahe godang do manghilala na jumago ibana sian halak na asing molo diula ibana na sala i. Disi ma ingkon patuduhononta dosana. Songon panurirang Natan napatudu dosa ni si Raja David ( tajaha di 2 Samuel 12) gabe ditanda si David ma dosana, dung i diboto manopoti. Molo olo hita gabe panondang na patudu hasalaan ni halak jala paingothon, godangna i halak na gabe mananda dosana jala na olo mulak tu Debata.
 Hamu angka dongan! I ma gunana hita adong di portibi on. Marguna tu halak na                                  asing.Molo ndang boi be songon i, tudos ma hita tu sira na hambar, siambolonghonon sambing, manang tu palito natinutupan ni ampang, na so marguna, na ingkon siambolongkonon nama. Hamu do sira dohot panondang ni portibi on. Amen.

Garam dan Terang dunia Reflesi Khotbah Matius 5:13-20







Kamu Adalah Garam Dunia
Garam dan terang merupakan analogi yang konkret, sederhana namun sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Nilai kegunaan garam dan terang tidak perlu diiklankan, namun semua orang mengetahui manfaatnya. Garam dapat dipakai untuk mengawetkan ikan, memberi cita-rasa dalam makanan, menyuburkan tanaman, dan sebagainya.
Kehidupan kita sehari-hari juga sangat membutuhkan terang. Tanpa terang, kita tidak dapat melihat dan melakukan aktivitas. Makna garam dan terang merupakan analogi yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menjelaskan suatu nilai dan manfaat hidup yang begitu penting. Kehidupan yang tidak dapat memberi nilai dan manfaat merupakan kehidupan yang sia-sia dan tak layak dijalani. Sebab apa artinya bila hidup kita ternyata membawa kerusakan, kesedihan dan penderitaan bagi sesama? Namun yang mengejutkan, ternyata Tuhan Yesus tidak berkata: “Jadilah garam dan terang dunia”, tetapi: “Kamu adalah garam dan terang dunia”. Kedua kalimat tersebut tampaknya mirip, tetapi memiliki pengertian yang sangat berbeda. Pengertian “Jadilah garam dan terang dunia” menunjuk panggilan agar kita berjuang untuk “menjadi” garam dan terang bagi dunia ini. Tetapi pengertian “Kamu adalah garam dan terang dunia” lebih menunjuk kepada suatu identitas diri dan karakter. Setiap umat percaya memiliki identitas diri dan karakter sebagai garam dan terang bagi dunia ini. Artinya setiap identitas dan karakter umat yang rielnya tidak memiliki “karakter dan fungsi” sebagai garam dan terang, layaklah ia dibuang (Mat. 5:13). Sungguh suatu pengajaran yang mengejutkan dan tanpa kompromi!
Ajaran Tuhan ini juga memberikan pujian dan penghargaan bagi SETIAP ORANG PERCAYA ( Kristen ) atau setiap manusia yang mau menyatakan fungsinya , peranannya seperti GARAM ;

•   Putih , indah ,  Hidup bisa mewarnai lingkungan yang dulunya putus asa menjadi berpengharapan, ( termasuk mereka yang mengupayakan tanah yang gersang menjadi hijau )
•   Mencegah kebusukan , ( antiseptik ) Dulunya lingkungannya menakutkan menjadi indah elok ( dulunya sarang preman dan pemabuk menjadi normal dan aman dan sejahtera )
•   Membuat masakan tawar jadi enak , Tuhan mengingatkan peranan kita sebagai anak-anakNya sebagai GARAM ditengah dunia yang tawar jadi menggairahkan .
Orang Kristen yang berada ditengah dunia yang akan hancur ini harus bisa berperan menjadi ANTISEPTIK mencegah kehancuran dari segala pembusukan norma-norma yang Tuhan tetapkan ditengah masyarakat umumnya , mereka yang  hidupnya tidak suci  , tidak takut akan Allah , tidak jujur dan tulus , suka berkata jorok , ketika kita muncul mereka menahan perkataannya , fungsi anti septik inilah yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita atau hidup menjadi garam dunia !
aram itu hanya bagian kecil dari seluruh masakan, pasti tidak lebih dari satu sendok makan untuk seluruh masakan. Jika diukur dengan uang pasti sedikit sekali. Mungkin lebih mudah jika memilih untuk tidak makan daging. Harga daging lebih mahal daripada garam.
Sesuatu yang  kecil itu tidak selalu gampang. Karena yang kecil itu memberi sesuatu yang besar. Rasa enak, kenyamanan, kenikmatan, bahkan kekuatan. Kerap Anda dan saya merasa hebat karena mampu ‘menaklukkan’ sesuatu yang besar. Padahal belum tentu kita mampu menaklukkan yang kecil.Sesuatu yang kecil dan sederhana bisa memberi perbedaan. Sesuatu yang kecil tapi selalu minta perhatian besar.
Garam merupakan salah satu kebutuhan hidup yang mendasar. Garam juga berfungsi memberi rasa (mudah-mudahan kita bukan pengidap darah tinggi..hahaha). Tanpa garam, makanan menjadi hambar. Tanpa garam, daging dan sayuran menjadi kurang enak.
Garam itu berbaur dan menyatu dengan masakan, berbaur tetapi tidak berubah rasa; memberi pengaruh dan bukan dipengaruhi, mempengaruhi tanpa terpengaruh. Sebagai anak Tuhan yang hidup di tengah-tengah dunia yang sudah rusak karena dosa, tindakan-tindakan konkrit apa yang dapat kamu lakukan agar kehidupan Anda dapat mempengaruhi dunia dan bukan dipengaruhi oleh pola pikir/filsafat dunia ini (mis. materialisme, hedonisme, konsumerisme, individualisme, dll), khususnya dalam pergaulan hidup kamu sehari-hari?
Memberi rasa:
Hidup tak sebatas kebahagiaan ,Hidup tak sebatas kesusahan ,Hidup tak sebatas kepasrahan, Hidup tak sebatas dalam kegelapan, Hidup adalah alam rasa,Hidup adalah memperbaiki diri sendiri setiap hari dan menjadi lebih baik.
Manusia cenderung terbuai dengan satu rasa,rasa bahagia tak mau derita, rasa senang tak mau rasa sakit,rasa kaya dan tak mau rasa miskin,mempunyai rasa benci tak mau di benci, semua rasa berpasang pasangan, jika manusia bisa mampu memperbaiki diri sendiri di setiap hari, maka ia akan memasuki alam rasa, semua rasa di sepadankan,semua perbuatan di pikirkan semua tindakan di perhitungkan,

Kamu Adalah Terang Dunia
Terang itu harus dilihat dan memberi dampak positif bagi orang yang ada disekitarnya , Kekristenan adalah sesuatu yang bisa DILIHAT atau seseorang yang menjadi pengikut KRISTUS tidak ada yang disembunyikan , Jadi menjadi pengikut Kristus tidak bisa dengan sembunyi-sembunyi . Menjadi orang Kristen menghancurkan ketersembunyian dirinya atau ketersembunyian ( menutup diri ) menghancurkan kekristenannya !
Kalau kita menjadi orang Kristen kita harus bisa dilihat , dinyatakan kepada dunia , luar dan dalam hidup sama karena ROH dan KASIH KRISTUS , yang ada didalam hidupnya mengubahkan hidupnya yang lama menjadi baru !

Kekristenan tidak bisa dilihat hanya didalam Gereja dengan segala kegiatan , pelayanan dan aktifitasnya , tetapi harus bisa di pertontonkan kepada dunia . Dalam perkataan , perbuatan dan tindakan , dalam bergaul , hubungan dengan atasan , bawahan nampak atau tidak terang kehidupan Kristus , saat belanja dipasar , jual dipasar , disekolah , disawah , ditempat kerja dimana saja kita berada apakah dunia sekitar kita bisa melihat terang Kristus terpancar lewat hidup kita ! Sebab Tuhan tidak mengatakan kamu adalah terang dalam Gereja , tetapi Tuhan mengatakan kamu adalah terang dunia !


Terang adalah pembimbing orang ,  terang merupakan pembimbing perahu –perahu yang ada ditengah laut untuk bisa melihat pantai dan di teluk-teluk di malam hari , lampu berderet-deret menjadi petunjuk arah kapal ditengah laut , bagi penduduk dikota terang merupakan petunjuk arah jalan pulang kerumah , betapa menyulitkan saat lampu mati kita ada dijalan , demikian pula saat kita ada dirumah betapa menyulitkan saat lampu mati kita bisa menabrak kesana kemari .

Kekristenan adalah menjadi pembimbing orang atau sebagai inisiator , dalam melangkah hidup dalam kebenaran , perbuatan dan tindakan yang baik , menjadi inisiator bagi kota , dalam penghijauan , peduli kasih kepada mereka yang kurang beruntung . ( sembako murah , pengobatan gratis dllnya )
Dalam dunia ini banyak orang hanya bisa berbicara saja ! Tetapi tidak memiliki kekuatan moral untuk mengalahkan EGO nya dan melangkah hidup jadi berkat , baik saat ada bencana , kecelakaan dan membela orang miskin dalam keterbatasannya . Orang Kristen dituntut bisa menjadi contoh melangkah , bertindak mendorong orang lain melakukan hal yang sama , sehingga hidup orang Kristen menjadi jalan kebenaran dan kehidupan bagi orang dunia secara umum !

Terang memberi peringatan dini agar kita berhenti karena didepan ada bahaya , Seperti kapal yang tidak tahu didepan ada batu karang . Sebagai orang Kristen kita diberi tugas untuk memberi peringatan dini kepada orang yang berjalan salah yang bisa mencelakakan dan membinasakan hidupnya , baik itu jalan yang dilakukan anak muda atau orang tua yang bisa membahayakan hidupnya , memang hal ini tidak mudah atau sulit karena bisa tidak disukai orang tersebut , tetapi itu lebih baik dari pada darahnya tertanggung atas hidup kita kalau kita tidak memberi peringatan ! Yehezkiel 3 : 18
Lampu pada dasarnya untuk dilihat dan membuat kita mudah melihat. Menjadi Kristen berarti membuat hidup menjadi saksi yang bisa dilihat dan didengar orang, bukan hanya di sekitar wilayah orang-orang yang percaya, tetapi juga menjadi saksi keseluruh dunia.
Lampu juga berfungsi sebagai “penunjuk arah”. Dengan cahaya lampu kita mudah melihat jalan dan mudah menemukan sesuatu. Menjadi Kristen berarti menunjuk jalan bagi orang lain agar sampai pada tujuan hidup kita yakni Allah. Jalan tersebut adalah Yesus Kristus.
Lampu juga bisa berfungsi sebagai tanda peringatan. Ketika kita melihat lampu kuning berkedap-kedip, kita tahu bahwa kita harus mengemudi lebih hati-hati.
Menjadi Kristen berarti bahwa cara hidup kita menjadi peringatan bagi yang lain bahwa hidup bukan hanya di dunia ini. Lampu juga bisa berfungsi sebagai pengatur jalan.
Menjadi Kristen berarti membuat hidup orang-orang di sekitar kita lebih teratur dan lebih lancar.
Mari berusaha sekuat tenaga kita dan dengan pertolongan Allah untuk menjadi garam dan terang dunia.
Jadilah orang yang memberi RASA/GARAM dan TERANG  bagi hidup orang lain !!!

Sering orang Kristen untuk tidak melakukan hal tersebut dengan argumen , menjaga perasaan , nanti ndak tersinggung dlsbnya , Mereka lupa ini kehendak , perintah Tuhan apa tidak sungkan dengan Tuhan lebih sungkan kepada manusia ?
Seorang Kristen bisa berfungsi menjadi GARAM dan TERANG dunia karena sesungguhnya POTENSI Garam dan Terang yang merupakan refleksi KEHIDUPAN KRISTUS kalau ;

•   Menjadikan YESUS sebagai TUAN ( Raja ) dalam hidup kita
•   Kalau KEBENARAN Firman Tuhan diijinkan mengubahkan hidup kita ( pola pikir duniawi menjadi surgawi , cara pandang duniawi menjadi surgawi )
•   HIDUP BARU dalam Kristus Yesus membuat kita bisa memunculkan potensi Garam dan terang kepada dunia !

Jumat, 24 Januari 2014

Garam dan Telaga


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. 
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ...", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah." Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?". "Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda. 
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. 
"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan." Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa. (Anonim)

Rabu, 22 Januari 2014

Siapa yang Menabur akan Memetik

 KISAH SI PAET NGOLU, SIMANIS RASA
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual koran asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa rupiah uangnya, dan dia sangat lapar.!

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda dan cantik membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.

Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab : "Kamu tidak perlu membayar apapun, kami diajari untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan yang kita lakukan." Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : " Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Anak muda itu mempunyai semangat dalam hidup, dia terbentuk dari keluarga yang tidak mampu, namun mempunyai watak yang jujur,pekerja keras dan tidak pernah mengeluh dalam hidup ini, yang pada akhirnya, hidupnya menjadi berkat bagi banyak orang.!

Bertahun-tahun kemudian, wanita muda tersebut sudah mulai tua dan mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Yunus Y.S dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata Dr. Yunus YS. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian dinas kedokteran ia menemui si wanita itu. Dan Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang.

Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan... Wanita itu sembuh dari penyakitnya.!

Dr. Yunus YS meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya. Dan untuk persetujuan, Dr. Yunus YS melihatnya, dan ia menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus diangsur seumur hidupnya.Tetapi, ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi : "Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu !!! " tertanda, Dr. Yunus YS

Dengan serta merta, wanita itu menitikkan air mata rasa haru. Dan wanita itupun memeluk surat tagihan itu sambil memanjatkan rasa syukur.!
===

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup. Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan... apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai nanti,

Barita Mardongan Poda HOLSO MANGHORHON PANOLSOLION.!

=* HOLSO MANGHORHON PANOLSOLION.! *=

Di sada huta na metmet adong do maringanan sada keluarga naposo, jala bagas nasida hira na pinjil do sian angka donganna.!
Ginoaran keluarga naposo, ale nambura dope parrumatanggaonna, sada dope dibasabasahon Debata dakdanak di nasida marumur sabulan lobi. Di na sahali, uju manogot dope dung borhat amanta i tu ulaonna, tubu do tu roha ni inanta i naeng laho tu batang aek manunsi abit. Alai sai songon na humolso do rohana mamingkiri na so adong dongan ni posoposona i di jabu molo tung tadinghononna. Ai tar dao do batang aek i. Tingki marpingkir inanta on, tompu ma dapot haputusan di rohana, dipapodom ma posoposo i di podoman jala disuru ma biangna na margoar si Gompul laho manjaga anakna i.!

Dihurungi ma biang si gompul di kamar podoman ni posoposo i, ai haposan jala na mangarti do biang i. Dikunsi ma kamar i sian luar, alai buka do dibahen ianggo jandela. Pos do rohana manadingkon posoposo i jala dibagasan hinsa ni roha do inanta i borhat tu ulaonna. Marende nangetnanget ma inanta i huhut manunsi angka abitna. Endena on do: “Holong do roha ni Debatangku, holong rohana tongtong di ahu”, dohot udutna. Sonang idaon rohana laho mulaulaonna i, hira na puas panghilalaanna so ada holsona. Alai satongkin do las ni rohana i, soluk ma ro holso dohot ganggu ni pingkiran. Ai tompu taroktohon ma ibana, pintor diingot ma posoposona i.!
“Bah … na beha do ulaning anakhonhi . . . ? Bah …. bah !” ninna rohana. Jala mago ma hinsa ni roha, maradian ma dohot endena.
Naeng tadinghononna ulaonna i asa idaonna posoposo i tu jabu, hape songon na alang, ai holan na paiashon nama nian.
**
Alai tompu ma muse bukbak taroktokna, manambai lomos dohot ganggu ni rohana. Gabe holsoan ma ibana mamingkiri huhut marningot posoposona na dihurungi di jabu dohot biangna si Gompul i.
“Nda tung na kotoran nuaeng anakhi laos diallang si gompul, hape gabe diharathon ibana ?”
“Beha nama ahu?” Alai huhudus nama ulaonhon, unang alang”, ninna rohana. Holso marlaok ganggu, i ma marsorinsorin di rohana. Mago las ni roha ..maradian nang ende “Holong do roha. …… Pingkiranna, sai laho tu jabu marningot posoposona dohot si gompul.!

Hira so dihilala, satonga ias dohot so ias diporoi ma abitna dibahen tu ingananna jala diampehon tu simanjujungna. Disi dijujung dilangkahon ma tu darat sian aek i huhut sai tongtong holsoan rohana. Alai disi naeng mulai mardalan inanta i, tompu ma muse tamba holso nang lomosna hira na habang dihilala tondina. Aha na hinolsohon ni rohana, dia na nilomoshonna. Tarbukti ma nuaeng nalnal di simalolongna, ai dibereng ma maringkat jial ro si Gompul mandapothon ibana huhut marngius-ngius diososhon dagingna tu patna. Mangangguk bingar ma inanta i disi dibereng sap mudar baba ni si Gompul. “Amang… Amangoi amang,
on ma hape alus ni holso ni rohangki, toho do hape lomoshi, nunga diallang si Gompul on anakhi,” ninna anggukna ma gogo songon na rintik sasadasa.!
“Husuru ho manjaga hape laos diallang ho anakhonki, on pe ingkon hupusa ma ho biang na so hasea,” ninna, inanta i. Disampathon siboanonna dilului ompongompong laho mamusa si Gompul i. Dapotna ma batu jala dihindat ma laho pamatehon biangna i. Alai sai songon na mangelek do idaon biang i, hira na “minta ampun” marngiusngius, sai diososhon dagingna, tu pat ni inanta i. Alai ala putus ni roha ni inanta i paingotingot anakhonna i, mago ma asi ni roha sian inanta i, ditompashon ma batu i toho tu ulu ni si Gompul i jala laos mate.!

Inanta i pe marlojong ma tu jabu mardongan angguk maramangoi. Dung sahat tu jabu jala masuk tu kamar ni posoposona i, gabe tamba ma anggukna mamereng mudar na marserak disi. Diida podoman nunga “kacau-balau”, sude suar sair marserahan jala sap mudar, posoposo i ndang adong diida be. Ndang be da hira so puas be anggukna, huhut dipambalikhon sude tilam ro di bantal na sap mudar i. Soluk ma ro panolsolion di roha, “Aut huboto songon on ndang tadinghononku anakhi nangkin…, amang tahe dangolna i”, ninna ibana marhatahata huhut diordior di kamar i. Alai di na so hinirim ni rohana, dihindat ma angka bantal, diida ma, disi do modom denggan posoposo i hira na binahen. Dihindat ma huhut dihaol, diummai anakhonna i, ai so pola adong manang mahua posoposo i.!

Di na laho haruar inanta i mamboan posoposo i tu kamar tonga, songgot ma rohana tompu mamereng di balik ni pintu i pulguk bangke ni ulok na balga naung marponggolponggol. Na ro do hape ulok i naeng mangallang posoposo i, alai dihalangi jala dialo si Gompul ma ulok i laos dipamate diharati. “Mudar ni ulok i do hape na di baba ni biang si Gompul na burju i, hape hupusa ibana, amang segana i”, ninna roha ni inanta i manolsoli. Diabing ma posoposo i laos diboan marlojong marnida hapeahan ni si Gompul i.!

Mangangguk muse inanta i disi diida tangkas naung mate do hape biang i. Alai beha bahenon so haulahan be, ai so adong roha na marhaposan tu Debata di inanta i, marisuang do endena i na mandok “Holong do roha ni Debatangku”. Ai aut dipasahat inanta i holso na di rohana i tu Debata, tontu do ndang tarjadi panolsolion, ai saluhutna do boi dipangke Debata songon parhiteanNa laho mangurupi na manjou goarNa.
***
Songon holso ni bangso i di halongonan di na mauas nasida di parhorsihan, disuru Debata do si Musa mangalotakhon tungkotna tu batu gabe haruar aek.!

Antong taingot ma hata ni endenta nomor 297, 1 : “Na marsak roham, sai jou Debatam. Na burju, gogo mangurupi”! ( Sumber : Putra Batak )

Selasa, 21 Januari 2014

Pengorbanan Seorang Sahabat

Dalam buku To End All Wars, Ernest Gordon menceritakan kisah nyata sekelompok tahanan perang yang bekerja di Jawatan Kereta Api Birma selama Perang Dunia II. Adegan tersebut menjadi lebih tidak terlupakan karena difilmkan dengan judul yang sama.
Tugas hari itu sudah selesai; alat-alat yang digunakan sedang dihitung, seperti biasa. Ketika kelompok itu hampir dibubarkan, sang tentara Jepang berseru bahwa ada sebuah sekop yang hilang. Ia bersikeras bahwa salah seorang tahanan telah mencurinya untuk dijual kepada orang-orang Thailand. Sambil melangkah kian kemari di hadapan para tahanan itu, ia meneriaki dan mengutuki mereka karena kejahatan mereka, dan yang paling tidak termaafkan adalah sikap mereka yang tidak tahu terima kasih kepada Kaisar. Saat ia berteriak-teriak tanpa kendali, kemarahannya makin menjadi-jadi. Sambil menjerit dengan bahasa Inggris yang terpatah-patah, ia menuntut agar orang yang bersalah maju satu langkah ke depan untuk menerima hukumannya. Tidak ada yang bergerak; kemarahan tentara itu sudah mencapai puncaknya.
“Semua mati! Semua mati!” ia memekik.
Untuk menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh dengan perkataannya, ia mengangkat senapannya, menaruhnya di bahunya dan membidik, siap untuk menembak orang pertama yang ada di hadapannya.
Pada saat itu sang Argyll (julukan untuk tentara Skotlandia) maju ke depan, berdiri dengan tegap dan penuh hormat, dan berkata dengan tenang, “Saya pelakunya.”
Tentara itu melampiaskan seluruh kebenciannya yang telah memuncak; ia menendang tahanan yang tidak berdaya itu dan memukulnya dengan tinjunya. Sang Argyll tetap saja berdiri dengan tegap dan penuh hormat, dengan darah mengucur di wajahnya. Ketenangannya membuat amukan si tentara semakin menjadi-jadi. Sambil memegang laras senapannya, ia mengangkat senapan itu tinggi-tinggi di atas kepalanya dan sambil meraung, ia menghantamkan gagang senapan itu ke tengkorak si Argyll, yang langsung limbung dan terkapar di tanah, tidak bergerak. Meskipun jelas bahwa ia sudah mati, si tentara terus memukulinya dan baru berhenti ketika ia sudah lelah.
Para pekerja mengangkat mayat rekan mereka, menggantungkan peralatan mereka di bahu dan melangkah dalam barisan untuk kembali ke kamp. Ketika peralatan itu dihitung sekali lagi di rumah jaga, tidak ada sekop yang hilang.
Tentara itu telah salah menghitung. Sang prajurit muda yang maju ke depan tidak mencuri sebuah sekop. Ia memberikan nyawanya untuk teman-temannya.
Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13). Itulah ekspresi kasih yang paling agung. Ya, kasih sejati tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Sebaliknya, kasih sejati senantiasa berusaha memberikan keuntungan bagi orang yang dikasihi. Bila perlu, kasih sejati akan rela mengorbankan segala sesuatu, bahkan nyawanya sendiri, bagi orang yang dikasihi itu.
Yesus tidak hanya mengajarkan konsep kasih yang sejati. Lebih daripada itu, Ia juga melakukannya. Ia, yang adalah Allah mulia, rela turun ke dunia mengambil rupa manusia yang hina, hidup di antara manusia berdosa, dan menjalani hidup yang menderita sampai akhirnya mati secara terhina di atas kayu salib. Ia telah mengorbankan segala kemuliaan-Nya dan bahkan nyawa-Nya sendiri bagi kita, umat yang sedemikian dikasihi-Nya. Semua itu dilakukan-Nya demi menyelamatkan kita dari murka dan hukuman Allah.
Kita telah mendengar ajaran Yesus tentang kasih. Bahkan, kita telah menerima dan mengalami kasih Kristus yang sungguh mulia itu. Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita, yang mengaku sebagai umat tebusan Kristus, mengikuti pengajaran dan teladan Yesus itu? Sudahkah kita memiliki kasih dan kepedulian pada orang-orang di sekitar kita yang menderita? Beranikah kita berkorban untuk menolong mereka?
Ingatlah, sebagaimana Kristus telah mengasihi kita, kita pun harus mengasihi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela berkorban demi keselamatan kita, kita pun harus rela berkorban demi keselamatan sesama kita.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yoh 3:16)